Senin, 14 Mei 2012

Ilmu Pendidikan Islam


TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM DAN PERBEDAANNYA DENGAN PENDIDIKAN BARAT
MAKALAH
Dibuat dan Dipresentasikan Sebagai Salah Satu Tugas Kelompok Pada
Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam
Dosen
Neneh Suryaman, S.Ag. M.Pd.I


Oleh :
Kelompok 5 (lima)
1.      Firmansyah
2.      Jajam Nurjamilah
3.      Karina Noviyanti

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) SUKABUMI
2011 M / 1432 H

KATA PENGANTAR
 

Bismillahirahmanirrahim,
Segala puji hanya untuk Allah, Tuhan seru sekalian alam. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, Rasulullah terakhir yang diutus dengan membawa syari’ah yang mudah, penuh rahmat, dan membawa keselamatan dalam kehidupan dunia dan akhirat.
Makalah berjudul Tujuan Pendidikan Islam dan Perbedaannya dengan Pendidikan Barat ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam. Kami telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang ada agar makalah ini dapat tersusun sesuai harapan.
Sesuai dengan fitrahnya, manusia diciptakan Allah sebagai makhluk yang tak luput dari kesalahan dan kekhilafan, maka dalam makalah yang kami susun ini pun belum mencapai tahap kesempurnaan.
Kami sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam proses penyelesaian makalah ini, khususnya kepada Ibu Neneh Suryaman, S.Ag. M.Pd.I, yang telah memberikan tugas makalah ini. Dan umumnya kepada rekan-rekan yang telah memberikan motivasi dalam bentuk moril maupun materiil.
Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat, dan semoga amal ibadah serta kerja keras kita, senantiasa mendapat ridho dan ampunan dari-Nya. Amin.


                                                                        Sukabumi,   April 2011
                                                                       
Penulis


DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR .....................................................................................      i
DAFTAR ISI .....................................................................................................     ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah....................................................................      
B.     Rumusan Masalah .............................................................................      
C.     Tujuan................................................................................................      

BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Tujuan Pendidikan...........................................................      
B.  Tujuan Pendidikan Menurut Ajaran Islam ........................................      
C.  Perbedaan Tujuan Pendidikan Islam dengan Tujuan Pendidikan
     Barat ..................................................................................................                  

BAB III KESIMPULAN...................................................................................      
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................      



 
 






BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
            Mengapa arti pendidik menjadi jauh lebih penting dari sekedar pengajar? Karena dalam pendidikan ikatan antara tanggung jawab dan proses pembelajaran serta hasil menjadi kesatuan utuh yang saling melengkapi. Mendidik adalah kegiatan memberi pengajaran, membuat seorang memahami, dan dengan pemahaman yang dimiliki peserta didik dapat mengembangkan potensi diri dengan menerapkan apa yang dipelajari. Proses itu dapat berlangsung seumur hidup dan pencapaian tujuan pendidikan tidak akan berhenti saat kehidupan seseorang berakhir.Apakah kita semua menyadari arti dan tujuan pendidikan seperti itu? Dalam kurikulum terbaru yang dirilis pemerintah saat ini (KTSP -Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), sekolah menjadi penyelenggara pendidikan yang berhak menentukan sendiri indikator-indikator bagi setiap kompetensi dasar dari semua mata pelajaran. Apakah hak itu digunakan untuk menentukan desain yang tepat dan selaras dengan tujuan pendidikan yang sebenarnya? Dalam minggu-minggu awal, peserta didik tingkat sekolah dasar akan dihadapkan dengan tiga tema sentral -mengenal diri, keluarga, dan lingkungan. Tentu saja tema-tema yang dipilih itu baik adanya untuk memperkenalkan kehidupan kepada anak. Tapi akan lebih baik lagi jika sebelum tema-tema itu dipelajari, peserta didik dikenalkan kepada tema lain yang lebih mendasar dan mendalam --mengenal Sang Khalik. Dengan pengenalan akan Sang Pencipta, peserta didik akan memahami keberadaan dirinya di alam semesta ini dan dilatih untuk memuliakan Tuhan dalam kesehariannya.
            Pendidikan merupakan suatu aspek yang tak terpisahkan dari kehidupan dan merupakan proses tanpa akhir . Sehingga pendidikan dapat dipahami sebagai corak hitam putihnya perjalanan hidup seseorang. Begitu pentingnya suatu pendidikan dalam perubahan individual dan masyarakat tentunya harus dikaji model pendidikan yang sesuai dengan perkembangan zaman. Sekarang ini muncul dua istilah pendidikan Islam dan pendidikan barat. Melihat perkembangan ilmu pengetahuan di Barat yang sangat pesat mendorong dunia internasional untuk berkiblat ke Barat.
Hal ini dapat memunculkan suatu asumsi bahwa kalau ingin maju dan berkembang maka harus belajar dari barat. Tak ketinggalan dunia Islampun ikut mendukung asumsi tersebut dengan mengadopsi sistem pendidikan Barat atau memfasilitasi warganya untuk belajar di negara-negara barat. Apalagi kondisi dunia Islam saat ini memang dalam krisis yang sangat dalam.

B.     Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang sebagaimana yang telah diungkapkan, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1.      Apa yang di maksud dengan tujuan pendidikan?
2.      Apa tujuan pendidikan menurut ajaran Islam?
3.      Apa perbedaan tujuan pendidikan islam denga tujuan pendidikan barat?

C.    Tujuan Penulisan
            Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Agar dapat mengetahui maksud dari tujuan pendidikan.
2.      Agar dapat mengetahui tujuan pendidikan menurut ajaran Islam.
3.      Agar dapat mengetahui perbedaan tujuan penddidikan Islam dan tujuan pendidikan Barat.











BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Tujuan Pendidikan      
Menurut Dr. Zakiyah Daradjat (29:2006), tujuan pendidikan ialah suatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan selesai. Maka pendidikan, karena merupakan suatu usaha dan kegiatan yang berproses melalui tahap-tahap dan tingkatan-tingkatan, maka tujuannya bertahap dan bertingkat. Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk tetap dan statis, tetapi ia merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian seseorang, berkenaan dengan seluruh aspek kehidupannya.
Pendidikan adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar atau disengaja guna untuk menambah pengetahuan, wawasan serta pengalaman untuk menentukan tujuan hidup sehingga bisa memiliki pandangan yang luas untuk kearah masa depan lebih baik dan dengan pendidikan itu sendiri dapat menciptakan orang-orang berkualitas. Pendidikan juga merupakan suatu usaha untuk mengembangkan intelektualitas supaya cepat dan tepat dalam mencerna semua gejala yang ada. Pendidikan itu sendiri juga dapat dilakukan baik dari keluarga, lingkungan, dan sekolah.
Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan. Karena tanpa pendidikan itu sendiri kita akan terjajah oleh adanya kemajuan saat ini, karena semakin lama semakin ketat pula persaingan dan semakin lama juga mutu pendidikan akan semakin maju.
Mendidik adalah kegiatan memberi pengajaran, membuat seorang memahami, dan dengan pemahaman yang dimiliki peserta didik dapat mengembangkan potensi diri dengan menerapkan apa yang dipelajari.
1.      Definisi Pendidikan Secara Umum
Definisi pendidikan menurut para ahli, diantaranya adalah:
a.       Menurut Juhn Dewey, pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan kesinambungan social. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup. (A. Yunus, 1999:7)
b.      Menurut H. Horne, pendidikan adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada vtuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia. (A. Yunus, 1999:7)
c.       Menurut Frederick J. Mc Donald, pendidkan adalah suatu proses atau kegiatan yang diarahkan untuk merubah tabiat (behavior) manusia. Yang dimaksud dengan behavior adalah setiap tanggapan atau perbuatan seseorang, sesuatu yang dilakukan oleh sesorang. (A. Yunus, 1999:7-8)
d.      Menurut M.J. Langeveld, pendidikan adalah setiap pergaulan yang terjadi adalah setiap pergaulan yang terjadi antara orang dewasa dengan anak-anak merupakan lapangan atau suatu keadaan dimana pekerjaan mendidik itu berlangsung. (A. Yunus, 1999:9)
Menurut Drs. Ahmad D. Marimba, fungsi tujuan itu ada empat macam, yaitu:
1)      Mengakhiri usaha.
2)      Mengarahkan usaha.
3)      Tujuan merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain, baik merupakan tujuan-tujuan baru maupun tujuan-tujuan lanjutan dari tujuan pertama.
4)      Memberi nilai atau sifat pada usaha-usaha itu.

B.     Tujuan Pendidikan Menurut Ajaran Islam
Tujuan yaitu sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang melakukan suatu kegiatan. Karena itu tujuan pendidikan Islam yaitu sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang melaksanakan pendidikan Islam.
Kalau kita melihat kembali pengertian pendidikan Islam, akan terlihat dengan jelas sesuatu yang diharapkan terwujud setelah orang mengalami pendidikan Islam secara keseluruhan, yaitu kepribadian seseorang yang membuatnya menjadi “insan kamil” dengan pola takwa Insan kamil artinya manusia utuh rohani dan jasmani, dapat hidup dan berkembang secara wajar dan normal karena takwanya kepada Allah SWT. Ini mengandung arti bahwa pendidikan Islam itu diharapkan menghasilkan manusia yang berguna bagi dirinya dan masyarakatnya serta senang dan gemar mengamalkan dan mengembangkan ajaran Islam dalam berhubungan dengan Allah dan dengan manusia sesamanya, dapat mengambil manfaat yang semakin meningkat dari alam semesta ini untuk kepentingan hidup di dunia kini dan di akhirat nanti.
Pengertian pendidikan bahkan lebih diperluas cakupannya sebagai aktivitas dan fenomena. Pendidikan sebagai aktivitas berarti upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu seseorang atau sekelompok orang dalam mengembangkan pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup, baik yang bersifat manual (petunjuk praktis) maupun mental, dan sosial sedangkan pendidikan sebagai fenomena adalah peristiwa perjumpaan antara dua orang atau lebih yang dampaknya ialah berkembangnya suatu pandangan hidup, sikap hidup, atau keterampilan hidup pada salah satu atau beberapa pihak, yang kedua pengertian ini harus bernafaskan atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam yang bersumber dari al Qur’an dan Sunnah (Hadist). Syariat Islam tidak akan dihayati dan diamalkan orang kalau hanya diajarkan saja, tetapi harus dididik melalui proses pendidikan.
Drs. Ahmad D. Marimba mengemukakan dua macam tujuan, yaitu tujuan sementara dan tujuan akhir.
1.      Tujuan Sementara
Yaitu sasaran sementara yang harus dicapai oleh umat Islam yang melaksanakan pendidikan Islam. Tujuan sementara di sini yaitu, tercapainya berbagai kemampuan seperti kecakapan jasmaniah, pengetahuan membaca, menulis, pengetahuan ilmu-ilmu kemasyarakatan, kesusilaan, keagamaan, kedewasaan jasmani-rohani dan sebagainya.
2.      Tujuan Akhir
Adapun tujuan akhir pendidikan Islam yaitu terwujudnya kepribadian muslim. Sedangkan kepribadian muslim di sini adalah kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya merealisasikan atau mencerminkan ajaran Islam.

Dalam makalah ini, penulis merujuk pada buku Ilmu Pendidikan Islam karangan Dra. Hj. Nur Uhbiyati dan Dr. Zakiyah Daradjat yang mengemukakan bahwa tujuan pendidikan Islam ada empat macam, yaitu:
a.       Tujuan Umum
Tujuan umum ialah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara yang lainnya. Tujuan ini meliputi seluruh aspek kemanusiaan, seperti: sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan dan pandangan. Tujuan umum ini berbeda pada tingkat umur, kecerdasan, situasi dan kondisi, dengan kerangka yang sama. Bentuk Insan Kamil dengan polatakwa kepada Allah harus dapat tergambar dalam pribadi seseorang yang sudah terdidik, walaupun dalam ukuran kecil dan mutu yang rendah.
b.      Tujuan Akhir
Pendidikan Islam ini berlangsung selama hidup, maka tujuan akhirnya terdapat pada waktu hidup di dunia ini telah berakhir. Tujuan umum yang berbentuk Insan Kamil dengan pola takwa dapat mengalami perubahan naik turun, bertambah dan berkurang dalam perjalanan hidup seseorang. Perasaan, lingkungan, dan pengalaman dapat mempengaruhinya. Karena itulah pendidikan Islam itu berlaku selama hidup untuk menumbuhkan, memupuk, mengembangkan, memelihara dan mempertahankan tujuan pendidikan yang telah dicapai. Orang yang sudah takwa dalam bentuk Insan Kamil, masih perlu mendapatkan pendidikan dalam rangka pengembangan dan penyempurnaan, sekurang-kurangnya pemeliharaan supaya tidak luntur dan berkurang, meskipun pendidikan oleh diri sendiri dan bukan dalam pendidikan formal.
c.       Tujuan Sementara
Tujuan sementara ialah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal. Pada tujuan sementara bentuk Insan Kamil dengan pola takwa sudah kelihatan meskipun dalam ukuran sederhana, sekurang-kurangnya beberapa ciri pokok sudah kelihatan pada pribadi anak didik.
d.      Tujuan Operasional
Tujuan operasional ialah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu. Satu unit kegiatan pendidikan dengan bahan-bahan yang sudah dipersiapkan dan diperkirakan akan mencapai tujuan tertentu. Dalam tujuan operasional ini lebih banyak dituntut dari anak didik suatu kemampuan dan keterampilan tertentu. Sifat operasionalnya lebih ditonjolkan dari sifat penghayatan dan kepribadian.
C.    Perbedaan Tujuan Pendidikan Islam dengan Tujuan Pendidikan Barat
Tujuan pendidikan itu tidak bisa lepas dari tujuan hidup manusia. Sebab pendidikan hanyalah suatu alat yang digunakan oleh manusia untuk memelihara kelanjutan hidupnya (survival), baik sebagai individu maupun sebagai masyarakat. Dengan begitu tujuan pendidikan harus berpangkal pada tujuan hidup.
Di Barat, pendidikan menjadi ajang pertarungan ideologis dimana apa yang menjadi tujuan pendidikan secara tidak langsung merupakan tujuan hidup yang berbenturan dengan kepentingan-kepentingan lain . Madzhab-madzhab pendidikan eropa Barat dan Amerika sesudah Descartes (1596-1650) beranggapan bahwa dunia inilah tujuan hidup sehingga ada yang mengingkari sama sekali wujud Tuhan dan hari akhir.
Dalam pendidikan Barat, ilmu tidak lahir dari pandangan hidup agama tertentu dan diklaim sebagai sesuatu yang bebas nilai. Namun sebenarnya tidak benar-benar bebas nilai tapi hanya bebas dari nilai-nilai-nilai keagamaan dan ketuhanan. Menurut Naquib al-Attas, ilmu dalam peradaban Barat tidak dibangun di atas wahyu dan kepercayaan agama namun dibangun di atas tradisi budaya yang diperkuat dengan spekulasi filosofis yang terkait dengan kehidupan sekular yang memusatkan manusia sebagai makhluk rasional. Akibatnya, ilmu pengetahuan serta nilai-nilai etika dan moral, yang diatur oleh rasio manusia, terus menerus berubah . Sehingga dari cara pandang yang seperti inilah pada akhirnya akan melahirkan ilmu-ilmu sekular.
            Masih menurut al-Attas, ada lima faktor yang menjiwai budaya dan peradaban Barat, pertama, menggunakan akal untuk membimbing kehidupan manusia; kedua, bersikap dualitas terhadap realitas dan kebenaran; ketiga, menegaskan aspek eksistensi yang memproyeksikan pandangan hidup sekular; keempat, menggunakan doktrin humanisme; dan kelima, menjadikan drama dan tragedi sebagai unsur-unsur yang dominan dalam fitrah dan eksistensi kemanusiaan . Kelima faktor ini amat berpengaruh dalam pola pikir para ilmuwan Barat sehingga membentuk pola pendidikan yang ada di Barat.
Menurut Pervez Hoodbhoy, perbedaan pendidikan Islam dan Barat bukan pada istilah pendidikan keagamaan tradisional dan pendidikan sekular modern, karena kedua jenis pendidikan tersebut menyandarkan diri pada dua filsafat pendidikan yang sama sekali berbeda dan mempunyai dua perangkat tujuan dan metode yang juga berbeda.
Berikut ini akan ditunjukan perbedaan antara versi pendidikan religious tradisional yang murni dan karenanya teoritis, dan versi pendidikan modern yang dijadikan pembanding.
Pendidikan Religius Tradisional
Pendidikan Sekuler Modern
·         Orientasi Keakhiratan
·         Berupaya mencapai sosialisasi ke dalam Islam
·         Kurikulum tidak berubah sejak abad pertengahan
·         Pengetahuan berdasarkan pada wahyu dan tidak dipersoalkan
·         Pengetahuan dicari dan diperoleh berdasarkan pada perintah Tuhan
·         Mendiskusikan moralitas dan asumsi-asumsi tidak dikehendaki
·         Metode dan teknik mengajar pada dasarnya otoriter
·         Penghapalan dianggap sangat menentukan
·         Mental mahasiswa dianggap pasif-reseptif
·         Pendidikan secara umum tidak dispesialisasikan
·         Orientasi kesekuleran
·         Berupaya mencapai perkembangan individu
·         Kurikulum merespon perubahan-perubahan berkenaan dengan bidang studi
·         Pengetahuan diperoleh melalui pengalaman dan deduksi
·         Pengetahuan diperlukan sebagai alat untuk menyelesaikan masalah
·         Mendiskusikan moralitas dan asumsi-asumsi disambut baik
·         Metode dan teknik mengajar student-center
·         Pencerapan konsep-konsep kunci dianggap menentukan
·         Mental mahasisswa dianggap aktif-produktif
·         Pendidikan dispesialisasikan




Teori pendidikan Barat membagi tujuan pendidikan menjadi dua pandangan besar. Pertama adalah Society-centered yang melihat pendidikan sebagai kendaraan untuk menciptakan warga Negara yang baik . Argumentasi dari pendekatan ini karena manusia adalah makhluk sosial, dan pengetahuan itu dikonstruksikan oleh lingkungan, maka pendidikan harus mampu mempersiapkan manusia agar memiliki peran dan beradaptasi dengan baik dalam lingkungannya. Kedua adalah child atau person-centered position, yaitu yang lebih menekankan kebutuhan, kemampuan dan ketertarikan dari si murid itu sendiri.














BAB III
KESIMPULAN
Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan. Karena tanpa pendidikan itu sendiri kita akan terjajah oleh adanya kemajuan saat ini, karena semakin lama semakin ketat pula persaingan dan semakin lama juga mutu pendidikan akan semakin maju.
Tujuan pendidikan Islam yaitu sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang melaksanakan pendidikan Islam.
Menurut al Syaibani, tujuan pendidikan Islam adalah :
1. Tujuan yang berkaitan dengan individu, mencakup perubahan yang berupa pengetahuan, tingkah laku masyarakat, tingkah laku jasmani dan rohani dan kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki untuk hidup di dunia dan di akhirat.
2. Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat, mencakup tingkah laku masyarakat, tingkah laku individu dalam masyarakat, perubahan kehidupan masyarakat, memperkaya pengalaman masyarakat.
3. Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu, sebagai seni, sebagai profesi, dan sebagai kegiatan masyarakat.
Menurut al abrasyi, merinci tujuan akhir pendidikan islam menjadi:
1. Pembinaan akhlak.
2. menyiapkan anak didik untuk hidup dudunia dan akhirat.
3. Penguasaan ilmu.
4. Keterampilan bekerja dalam masyrakat.
Menurut Asma hasan Fahmi, tujuan akhir pendidikan islam dapat diperinci menjadi:
1. Tujuan keagamaan.
2. Tujuan pengembangan akal dan akhlak.
3. Tujuan pengajaran kebudayaan.
4. Tujuan pembicaraan kepribadian.
Menurut Munir Mursi, tujuan pendidikan islam menjadi:
1. Bahagia di dunia dan akhirat.
2. menghambakan diri kepada Allah.
3. Memperkuat ikatan keislaman dan melayani kepentingan masyarakat islam.
4. Akhlak mulia.
Teori pendidikan Barat membagi tujuan pendidikan menjadi dua pandangan besar. Pertama adalah Society-centered yang melihat pendidikan sebagai kendaraan untuk menciptakan warga Negara yang baik . Argumentasi dari pendekatan ini karena manusia adalah makhluk sosial, dan pengetahuan itu dikonstruksikan oleh lingkungan, maka pendidikan harus mampu mempersiapkan manusia agar memiliki peran dan beradaptasi dengan baik dalam lingkungannya. Kedua adalah child atau person-centered position, yaitu yang lebih menekankan kebutuhan, kemampuan dan ketertarikan dari si murid itu sendiri.







DAFTAR PUSTAKA
Ø  Nur Uhbiyah, Dra. Hj., Imu Pendidikan Islam (IPI), CV Putaka Setia, Bandung, 2005
Ø  Darajat Zakiah, Dr, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 2006
Ø  Ahmad Tafsir., Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam., PT. Remaja Rosdakarya., Bandung, 2001
Ø  http://arif-exciting.blogspot.com/2010/05/ilmu-pendidikan-islam.html

1 komentar: