TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM DAN PERBEDAANNYA
DENGAN PENDIDIKAN BARAT
MAKALAH
Dibuat dan Dipresentasikan Sebagai Salah Satu Tugas Kelompok Pada
Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam
Dosen
Neneh Suryaman, S.Ag. M.Pd.I
Oleh :
Kelompok 5 (lima)
1. Firmansyah
2. Jajam Nurjamilah
3. Karina Noviyanti
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) SUKABUMI
2011 M / 1432 H
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim,
Segala puji hanya untuk Allah, Tuhan
seru sekalian alam. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
Rasulullah terakhir yang diutus dengan membawa syari’ah yang mudah, penuh
rahmat, dan membawa keselamatan dalam kehidupan dunia dan akhirat.
Makalah berjudul Tujuan Pendidikan
Islam dan Perbedaannya dengan Pendidikan Barat ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Ilmu Pendidikan
Islam. Kami telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan
kemampuan yang ada agar makalah ini dapat tersusun sesuai harapan.
Sesuai dengan fitrahnya, manusia diciptakan Allah sebagai makhluk yang tak
luput dari kesalahan dan kekhilafan, maka dalam makalah yang kami susun ini pun
belum mencapai tahap kesempurnaan.
Kami sampaikan terima kasih kepada
pihak-pihak yang turut membantu dalam proses penyelesaian makalah ini, khususnya kepada Ibu Neneh Suryaman, S.Ag. M.Pd.I, yang telah memberikan tugas makalah ini. Dan umumnya kepada rekan-rekan
yang telah memberikan motivasi dalam bentuk moril maupun materiil.
Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat, dan semoga amal ibadah
serta kerja keras kita, senantiasa mendapat ridho dan ampunan dari-Nya. Amin.
Sukabumi, April 2011
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah....................................................................
B.
Rumusan Masalah .............................................................................
C.
Tujuan................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Tujuan Pendidikan...........................................................
B. Tujuan Pendidikan Menurut Ajaran Islam ........................................
C. Perbedaan Tujuan Pendidikan Islam dengan
Tujuan Pendidikan
Barat ..................................................................................................
BAB III KESIMPULAN...................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
|
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Mengapa arti pendidik menjadi jauh
lebih penting dari sekedar pengajar? Karena dalam pendidikan ikatan antara
tanggung jawab dan proses pembelajaran serta hasil menjadi kesatuan utuh yang
saling melengkapi. Mendidik adalah kegiatan memberi pengajaran, membuat seorang
memahami, dan dengan pemahaman yang dimiliki peserta didik dapat mengembangkan
potensi diri dengan menerapkan apa yang dipelajari. Proses itu dapat
berlangsung seumur hidup dan pencapaian tujuan pendidikan tidak akan berhenti
saat kehidupan seseorang berakhir.Apakah kita semua menyadari arti dan tujuan
pendidikan seperti itu? Dalam kurikulum terbaru yang dirilis pemerintah saat
ini (KTSP -Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), sekolah menjadi penyelenggara
pendidikan yang berhak menentukan sendiri indikator-indikator bagi setiap
kompetensi dasar dari semua mata pelajaran. Apakah hak itu digunakan untuk
menentukan desain yang tepat dan selaras dengan tujuan pendidikan yang
sebenarnya? Dalam minggu-minggu awal, peserta didik tingkat sekolah dasar akan
dihadapkan dengan tiga tema sentral -mengenal diri, keluarga, dan lingkungan.
Tentu saja tema-tema yang dipilih itu baik adanya untuk memperkenalkan
kehidupan kepada anak. Tapi akan lebih baik lagi jika sebelum tema-tema itu
dipelajari, peserta didik dikenalkan kepada tema lain yang lebih mendasar dan
mendalam --mengenal Sang Khalik. Dengan pengenalan akan Sang Pencipta, peserta
didik akan memahami keberadaan dirinya di alam semesta ini dan dilatih untuk
memuliakan Tuhan dalam kesehariannya.
Pendidikan
merupakan suatu aspek yang tak terpisahkan dari kehidupan dan merupakan proses
tanpa akhir . Sehingga pendidikan dapat dipahami sebagai corak hitam putihnya
perjalanan hidup seseorang. Begitu pentingnya suatu pendidikan dalam perubahan
individual dan masyarakat tentunya harus dikaji model pendidikan yang sesuai
dengan perkembangan zaman. Sekarang ini muncul dua istilah pendidikan Islam dan
pendidikan barat. Melihat perkembangan ilmu pengetahuan di Barat yang sangat
pesat mendorong dunia internasional untuk berkiblat ke Barat.
Hal ini dapat memunculkan suatu asumsi bahwa kalau ingin maju dan berkembang maka harus belajar dari barat. Tak ketinggalan dunia Islampun ikut mendukung asumsi tersebut dengan mengadopsi sistem pendidikan Barat atau memfasilitasi warganya untuk belajar di negara-negara barat. Apalagi kondisi dunia Islam saat ini memang dalam krisis yang sangat dalam.
Hal ini dapat memunculkan suatu asumsi bahwa kalau ingin maju dan berkembang maka harus belajar dari barat. Tak ketinggalan dunia Islampun ikut mendukung asumsi tersebut dengan mengadopsi sistem pendidikan Barat atau memfasilitasi warganya untuk belajar di negara-negara barat. Apalagi kondisi dunia Islam saat ini memang dalam krisis yang sangat dalam.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang sebagaimana yang telah diungkapkan, maka rumusan masalahnya
adalah sebagai berikut:
1.
Apa yang di maksud
dengan tujuan pendidikan?
2.
Apa tujuan
pendidikan menurut ajaran Islam?
3.
Apa perbedaan
tujuan pendidikan islam denga tujuan pendidikan barat?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah
ini adalah sebagai berikut:
1.
Agar dapat mengetahui
maksud dari tujuan pendidikan.
2.
Agar dapat
mengetahui tujuan pendidikan menurut ajaran Islam.
3.
Agar dapat
mengetahui perbedaan tujuan penddidikan Islam dan tujuan pendidikan Barat.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Tujuan
Pendidikan
Menurut Dr. Zakiyah Daradjat (29:2006), tujuan pendidikan
ialah suatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan
selesai. Maka pendidikan, karena merupakan suatu usaha dan kegiatan yang
berproses melalui tahap-tahap dan tingkatan-tingkatan, maka tujuannya bertahap
dan bertingkat. Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk tetap dan
statis, tetapi ia merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian seseorang,
berkenaan dengan seluruh aspek kehidupannya.
Pendidikan adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar
atau disengaja guna untuk menambah pengetahuan, wawasan serta pengalaman untuk
menentukan tujuan hidup sehingga bisa memiliki pandangan yang luas untuk kearah
masa depan lebih baik dan dengan pendidikan itu sendiri dapat menciptakan
orang-orang berkualitas. Pendidikan juga merupakan suatu usaha untuk
mengembangkan intelektualitas supaya cepat dan tepat dalam mencerna semua
gejala yang ada. Pendidikan itu sendiri juga dapat dilakukan baik dari
keluarga, lingkungan, dan sekolah.
Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang
berkualitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk
mencapai suatu cita- cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat
dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri
memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan. Karena
tanpa pendidikan itu sendiri kita akan terjajah oleh adanya kemajuan saat ini,
karena semakin lama semakin ketat pula persaingan dan semakin lama juga mutu pendidikan
akan semakin maju.
Mendidik adalah kegiatan memberi
pengajaran, membuat seorang memahami, dan dengan pemahaman yang dimiliki
peserta didik dapat mengembangkan potensi diri dengan menerapkan apa yang
dipelajari.
1.
Definisi Pendidikan Secara Umum
Definisi pendidikan menurut para
ahli, diantaranya adalah:
a.
Menurut Juhn Dewey,
pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin
akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang
muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk
menghasilkan kesinambungan social. Proses ini melibatkan pengawasan dan
perkembangan dari orang yang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup. (A.
Yunus, 1999:7)
b.
Menurut H. Horne,
pendidikan adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih
tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang
bebas dan sadar kepada vtuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar
intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia. (A. Yunus, 1999:7)
c.
Menurut Frederick
J. Mc Donald, pendidkan adalah suatu proses atau kegiatan yang diarahkan untuk
merubah tabiat (behavior) manusia. Yang dimaksud dengan behavior adalah setiap
tanggapan atau perbuatan seseorang, sesuatu yang dilakukan oleh sesorang. (A.
Yunus, 1999:7-8)
d.
Menurut M.J.
Langeveld, pendidikan adalah setiap pergaulan yang terjadi adalah setiap
pergaulan yang terjadi antara orang dewasa dengan anak-anak merupakan lapangan
atau suatu keadaan dimana pekerjaan mendidik itu berlangsung. (A. Yunus, 1999:9)
Menurut Drs. Ahmad D. Marimba, fungsi tujuan itu ada empat
macam, yaitu:
1)
Mengakhiri usaha.
2)
Mengarahkan usaha.
3)
Tujuan merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan
lain, baik merupakan tujuan-tujuan baru maupun tujuan-tujuan lanjutan dari
tujuan pertama.
4)
Memberi nilai atau sifat pada usaha-usaha itu.
B.
Tujuan Pendidikan
Menurut Ajaran Islam
Tujuan yaitu sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang
yang melakukan suatu kegiatan. Karena itu tujuan pendidikan Islam yaitu sasaran
yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang melaksanakan
pendidikan Islam.
Kalau kita melihat kembali pengertian pendidikan Islam, akan terlihat
dengan jelas sesuatu yang diharapkan terwujud setelah orang mengalami
pendidikan Islam secara keseluruhan, yaitu kepribadian seseorang yang
membuatnya menjadi “insan kamil” dengan pola takwa Insan kamil artinya manusia
utuh rohani dan jasmani, dapat hidup dan berkembang secara wajar dan normal
karena takwanya kepada Allah SWT. Ini mengandung arti bahwa pendidikan Islam
itu diharapkan menghasilkan manusia yang berguna bagi dirinya dan masyarakatnya
serta senang dan gemar mengamalkan dan mengembangkan ajaran Islam dalam
berhubungan dengan Allah dan dengan manusia sesamanya, dapat mengambil manfaat
yang semakin meningkat dari alam semesta ini untuk kepentingan hidup di dunia
kini dan di akhirat nanti.
Pengertian pendidikan bahkan lebih
diperluas cakupannya sebagai aktivitas dan fenomena. Pendidikan sebagai
aktivitas berarti upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu seseorang
atau sekelompok orang dalam mengembangkan pandangan hidup, sikap hidup, dan
keterampilan hidup, baik yang bersifat manual (petunjuk praktis) maupun mental,
dan sosial sedangkan pendidikan sebagai fenomena adalah peristiwa perjumpaan
antara dua orang atau lebih yang dampaknya ialah berkembangnya suatu pandangan
hidup, sikap hidup, atau keterampilan hidup pada salah satu atau beberapa
pihak, yang kedua pengertian ini harus bernafaskan atau dijiwai oleh ajaran dan
nilai-nilai Islam yang bersumber dari al Qur’an dan Sunnah (Hadist). Syariat Islam tidak
akan dihayati dan diamalkan orang kalau hanya diajarkan saja, tetapi harus
dididik melalui proses pendidikan.
Drs. Ahmad D. Marimba mengemukakan dua macam tujuan, yaitu tujuan sementara
dan tujuan akhir.
1.
Tujuan Sementara
Yaitu sasaran sementara yang
harus dicapai oleh umat Islam yang melaksanakan pendidikan Islam. Tujuan
sementara di sini yaitu, tercapainya berbagai kemampuan seperti kecakapan
jasmaniah, pengetahuan membaca, menulis, pengetahuan ilmu-ilmu kemasyarakatan,
kesusilaan, keagamaan, kedewasaan jasmani-rohani dan sebagainya.
2.
Tujuan Akhir
Adapun tujuan akhir pendidikan
Islam yaitu terwujudnya kepribadian muslim. Sedangkan kepribadian muslim di
sini adalah kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya merealisasikan atau mencerminkan
ajaran Islam.
Dalam makalah ini, penulis merujuk pada buku Ilmu Pendidikan
Islam karangan Dra. Hj. Nur Uhbiyati dan Dr. Zakiyah Daradjat yang mengemukakan
bahwa tujuan pendidikan Islam ada empat macam, yaitu:
a.
Tujuan Umum
Tujuan umum ialah tujuan yang akan dicapai dengan semua
kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara yang lainnya.
Tujuan ini meliputi seluruh aspek kemanusiaan, seperti: sikap, tingkah laku,
penampilan, kebiasaan dan pandangan. Tujuan umum ini berbeda pada tingkat umur,
kecerdasan, situasi dan kondisi, dengan kerangka yang sama. Bentuk Insan Kamil
dengan polatakwa kepada Allah harus dapat tergambar dalam pribadi seseorang
yang sudah terdidik, walaupun dalam ukuran kecil dan mutu yang rendah.
b.
Tujuan Akhir
Pendidikan Islam ini berlangsung selama hidup, maka tujuan
akhirnya terdapat pada waktu hidup di dunia ini telah berakhir. Tujuan umum
yang berbentuk Insan Kamil dengan pola takwa dapat mengalami perubahan naik
turun, bertambah dan berkurang dalam perjalanan hidup seseorang. Perasaan,
lingkungan, dan pengalaman dapat mempengaruhinya. Karena itulah pendidikan
Islam itu berlaku selama hidup untuk menumbuhkan, memupuk, mengembangkan,
memelihara dan mempertahankan tujuan pendidikan yang telah dicapai. Orang yang
sudah takwa dalam bentuk Insan Kamil, masih perlu mendapatkan pendidikan dalam
rangka pengembangan dan penyempurnaan, sekurang-kurangnya pemeliharaan supaya
tidak luntur dan berkurang, meskipun pendidikan oleh diri sendiri dan bukan
dalam pendidikan formal.
c.
Tujuan Sementara
Tujuan sementara ialah tujuan yang akan dicapai setelah anak
didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu
kurikulum pendidikan formal. Pada tujuan sementara bentuk Insan Kamil dengan
pola takwa sudah kelihatan meskipun dalam ukuran sederhana, sekurang-kurangnya
beberapa ciri pokok sudah kelihatan pada pribadi anak didik.
d.
Tujuan Operasional
Tujuan operasional ialah tujuan praktis yang akan dicapai
dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu. Satu unit kegiatan pendidikan
dengan bahan-bahan yang sudah dipersiapkan dan diperkirakan akan mencapai
tujuan tertentu. Dalam tujuan operasional ini lebih banyak dituntut dari anak
didik suatu kemampuan dan keterampilan tertentu. Sifat operasionalnya lebih
ditonjolkan dari sifat penghayatan dan kepribadian.
C.
Perbedaan Tujuan Pendidikan Islam dengan Tujuan Pendidikan
Barat
Tujuan pendidikan itu tidak bisa lepas dari tujuan hidup
manusia. Sebab pendidikan hanyalah suatu alat yang digunakan oleh manusia untuk
memelihara kelanjutan hidupnya (survival), baik sebagai individu maupun sebagai
masyarakat. Dengan begitu tujuan pendidikan harus berpangkal pada tujuan hidup.
Di Barat, pendidikan menjadi ajang pertarungan ideologis
dimana apa yang menjadi tujuan pendidikan secara tidak langsung merupakan
tujuan hidup yang berbenturan dengan kepentingan-kepentingan lain .
Madzhab-madzhab pendidikan eropa Barat dan Amerika sesudah Descartes
(1596-1650) beranggapan bahwa dunia inilah tujuan hidup sehingga ada yang
mengingkari sama sekali wujud Tuhan dan hari akhir.
Dalam pendidikan Barat, ilmu tidak lahir dari pandangan
hidup agama tertentu dan diklaim sebagai sesuatu yang bebas nilai. Namun
sebenarnya tidak benar-benar bebas nilai tapi hanya bebas dari
nilai-nilai-nilai keagamaan dan ketuhanan. Menurut Naquib al-Attas, ilmu dalam
peradaban Barat tidak dibangun di atas wahyu dan kepercayaan agama namun
dibangun di atas tradisi budaya yang diperkuat dengan spekulasi filosofis yang
terkait dengan kehidupan sekular yang memusatkan manusia sebagai makhluk
rasional. Akibatnya, ilmu pengetahuan serta nilai-nilai etika dan moral, yang
diatur oleh rasio manusia, terus menerus berubah . Sehingga dari cara pandang
yang seperti inilah pada akhirnya akan melahirkan ilmu-ilmu sekular.
Masih menurut al-Attas, ada lima faktor yang menjiwai budaya dan peradaban Barat, pertama, menggunakan akal untuk membimbing kehidupan manusia; kedua, bersikap dualitas terhadap realitas dan kebenaran; ketiga, menegaskan aspek eksistensi yang memproyeksikan pandangan hidup sekular; keempat, menggunakan doktrin humanisme; dan kelima, menjadikan drama dan tragedi sebagai unsur-unsur yang dominan dalam fitrah dan eksistensi kemanusiaan . Kelima faktor ini amat berpengaruh dalam pola pikir para ilmuwan Barat sehingga membentuk pola pendidikan yang ada di Barat.
Masih menurut al-Attas, ada lima faktor yang menjiwai budaya dan peradaban Barat, pertama, menggunakan akal untuk membimbing kehidupan manusia; kedua, bersikap dualitas terhadap realitas dan kebenaran; ketiga, menegaskan aspek eksistensi yang memproyeksikan pandangan hidup sekular; keempat, menggunakan doktrin humanisme; dan kelima, menjadikan drama dan tragedi sebagai unsur-unsur yang dominan dalam fitrah dan eksistensi kemanusiaan . Kelima faktor ini amat berpengaruh dalam pola pikir para ilmuwan Barat sehingga membentuk pola pendidikan yang ada di Barat.
Menurut Pervez
Hoodbhoy, perbedaan pendidikan Islam dan Barat bukan pada istilah pendidikan
keagamaan tradisional dan pendidikan sekular modern, karena kedua jenis
pendidikan tersebut menyandarkan diri pada dua filsafat pendidikan yang sama
sekali berbeda dan mempunyai dua perangkat tujuan dan metode yang juga berbeda.
Berikut ini akan
ditunjukan perbedaan antara versi pendidikan religious tradisional yang murni
dan karenanya teoritis, dan versi pendidikan modern yang dijadikan pembanding.
Pendidikan Religius Tradisional
|
Pendidikan Sekuler Modern
|
·
Orientasi Keakhiratan
·
Berupaya mencapai sosialisasi ke
dalam Islam
·
Kurikulum tidak berubah sejak
abad pertengahan
·
Pengetahuan berdasarkan pada
wahyu dan tidak dipersoalkan
·
Pengetahuan dicari dan diperoleh
berdasarkan pada perintah Tuhan
·
Mendiskusikan moralitas dan
asumsi-asumsi tidak dikehendaki
·
Metode dan teknik mengajar pada
dasarnya otoriter
·
Penghapalan dianggap sangat
menentukan
·
Mental mahasiswa dianggap pasif-reseptif
·
Pendidikan secara umum tidak
dispesialisasikan
|
·
Orientasi kesekuleran
·
Berupaya mencapai perkembangan individu
·
Kurikulum merespon perubahan-perubahan berkenaan dengan
bidang studi
·
Pengetahuan diperoleh melalui pengalaman dan deduksi
·
Pengetahuan diperlukan sebagai alat untuk menyelesaikan
masalah
·
Mendiskusikan moralitas dan asumsi-asumsi disambut baik
·
Metode dan teknik mengajar student-center
·
Pencerapan konsep-konsep kunci dianggap menentukan
·
Mental mahasisswa dianggap aktif-produktif
·
Pendidikan dispesialisasikan
|
Teori pendidikan
Barat membagi tujuan pendidikan menjadi dua pandangan besar. Pertama adalah Society-centered yang
melihat pendidikan sebagai kendaraan untuk menciptakan warga Negara yang baik .
Argumentasi dari pendekatan ini karena manusia adalah makhluk sosial, dan
pengetahuan itu dikonstruksikan oleh lingkungan, maka pendidikan harus mampu
mempersiapkan manusia agar memiliki peran dan beradaptasi dengan baik dalam
lingkungannya. Kedua adalah child
atau person-centered position, yaitu yang lebih menekankan kebutuhan, kemampuan
dan ketertarikan dari si murid itu sendiri.
BAB III
KESIMPULAN
Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang
berkualitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk
mencapai suatu cita- cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat
dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri
memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan. Karena
tanpa pendidikan itu sendiri kita akan terjajah oleh adanya kemajuan saat ini,
karena semakin lama semakin ketat pula persaingan dan semakin lama juga mutu pendidikan
akan semakin maju.
Tujuan pendidikan Islam yaitu sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang yang melaksanakan pendidikan Islam.
Menurut al Syaibani, tujuan
pendidikan Islam adalah :
1. Tujuan yang berkaitan dengan individu, mencakup perubahan
yang berupa pengetahuan, tingkah laku masyarakat, tingkah laku jasmani dan
rohani dan kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki untuk hidup di dunia dan di
akhirat.
2. Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat, mencakup tingkah
laku masyarakat, tingkah laku individu dalam masyarakat, perubahan kehidupan
masyarakat, memperkaya pengalaman masyarakat.
3. Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan
pengajaran sebagai ilmu, sebagai seni, sebagai profesi, dan sebagai kegiatan
masyarakat.
Menurut al abrasyi, merinci tujuan akhir pendidikan islam
menjadi:
1. Pembinaan
akhlak.
2. menyiapkan anak
didik untuk hidup dudunia dan akhirat.
3. Penguasaan ilmu.
4. Keterampilan
bekerja dalam masyrakat.
Menurut Asma hasan
Fahmi, tujuan akhir pendidikan islam dapat diperinci menjadi:
1. Tujuan
keagamaan.
2. Tujuan
pengembangan akal dan akhlak.
3. Tujuan
pengajaran kebudayaan.
4. Tujuan
pembicaraan kepribadian.
Menurut Munir Mursi, tujuan
pendidikan islam menjadi:
1. Bahagia di dunia
dan akhirat.
2. menghambakan
diri kepada Allah.
3. Memperkuat
ikatan keislaman dan melayani kepentingan masyarakat islam.
4. Akhlak mulia.
Teori pendidikan
Barat membagi tujuan pendidikan menjadi dua pandangan besar. Pertama adalah Society-centered yang
melihat pendidikan sebagai kendaraan untuk menciptakan warga Negara yang baik .
Argumentasi dari pendekatan ini karena manusia adalah makhluk sosial, dan
pengetahuan itu dikonstruksikan oleh lingkungan, maka pendidikan harus mampu
mempersiapkan manusia agar memiliki peran dan beradaptasi dengan baik dalam
lingkungannya. Kedua adalah child
atau person-centered position, yaitu yang lebih menekankan kebutuhan, kemampuan
dan ketertarikan dari si murid itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Ø
Nur Uhbiyah, Dra.
Hj., Imu Pendidikan Islam (IPI), CV
Putaka Setia, Bandung, 2005
Ø
Darajat Zakiah, Dr,
dkk., Ilmu Pendidikan Islam, Bumi
Aksara, Jakarta, 2006
Ø
Ahmad Tafsir., Ilmu
Pendidikan Dalam Perspektif Islam., PT. Remaja Rosdakarya.,
Bandung, 2001
Ø
http://arif-exciting.blogspot.com/2010/05/ilmu-pendidikan-islam.html
sama2.. ^_^
BalasHapus