Senin, 14 Mei 2012

Sejarah Pendidikan Islam


SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA
PADA MASA REFORMASI
MAKALAH
Dibuat untuk Memenuhi Tugas Kelompok  Pada Mata Kuliah Sejarah Pendidikan Islam
Dosen
Drs. Alit Abdillah

Disusun
Oleh Kelompok 8:
1.      Karina Noviyanti
2.      Eni Nuraeni
3.      Andri Eriyantara

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) SUKABUMI
2010 M / 1432 H
KATA PENGANTAR
 

Bismillahirahmanirrahim,
Segala puji hanya untuk Allah, Tuhan seru sekalian alam. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, Rasulullah terakhir yang diutus dengan membawa syari’ah yang mudah, penuh rahmat, dan membawa keselamatan dalam kehidupan dunia dan akhirat.
Makalah berjudul Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia pada Masa Reformasi ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Ssejarah Pendidikan Islam. Kami telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang ada agar makalah ini dapat tersusun sesuai harapan.
Sesuai dengan fitrahnya, manusia diciptakan Allah sebagai makhluk yang tak luput dari kesalahan dan kekhilafan, maka dalam makalah yang saya susun ini pun belum mencapai tahap kesempurnaan.
Kami sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam proses penyelesaian makalah ini, khususnya kepada Drs. Alit Abdillah, yang telah memberikan tugas makalah ini. Dan umumnya kepada rekan-rekan yang telah memberikan motivasi dalam bentuk moril maupun materiil.
Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat, dan semoga amal ibadah serta kerja keras kita, senantiasa mendapat ridho dan ampunan dari-Nya. Amin.

                                                                        Sukabumi,   Desember 2010
                                                                       
Penulis


i
 
 
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR   ..........................................................................................             i
DAFTAR ISI   .........................................................................................................             ii

BAB I          PENDAHULUAN
            A. Latar Belakang Masalah   .........................................................................             1
            B. Rumusan Masalah   ...................................................................................             2
            C. Tujuan   .....................................................................................................             2         

BAB II PEMBAHASAN
            A. Pengertian Sejarah Pendidikan Islam   .....................................................             3
B. Pendidikan Islam Pada Masa Reformasi      ……………………..                       4
C. Pendidikan Islam Masa Depan…………………………………..            ..                      6         
D. Tujuan Pendidikan Agama Islam Berdasarkan Jenjang
     Pendidikan   ………………………………………………………                      7         
             
BAB IV KESIMPULAN  .............................................................................                      8         

DAFTAR PUSTAKA



ii
 
 
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor penting yang mempunyai andil besar dalam memajukan suatu bangsa, bahkan peradaban manusia. Tujuan pendidikan itu merupakan tujuan dari negara itu sendiri. Pendidikan yang rendah dan tidak berkualitas akan terus mengundang  para penjajah, baik penjajahan secara fisik maupun non fisik, seperti penjajahan intelektual, pemikiran, ekonomi, sosial, politik dan agama. Hal ini senada dengan ungkapan “kebodohan bukanlah karena penjajahan tetapi kebodohanlah yang mengundang penjajah”.
Bangsa Indonesia merdeka setelah proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945. Kemerdekaan ialah terbebasnya suatu bangsa dari belenggu penjajahan. Bangsa yang sudah merdeka dapat leluasa mengatur laju bangsa dan pemerintahan untuk mencapai tujuannya. Benarkah demikian?
Kemerdekaan tidak sepenuhnya menyelesaikan  berbagai persoalan negara. Kemerdekaan politik sesudah masa penjajahan oleh pemerintah Jepang dan Belanda itu lebih mudah dicapai dibandingkan dengan rekonstruksi kultural masyarakat  dan renovasi  sistem pendidikan kita,  khususnya pendidikan Islam.
1
 
Mengamati perjalanan sejarah pendidikan Islam  pada masa penjajahan Belanda dan Jepang sungguh menarik  dan memiliki proses yang amat panjang. Belanda yang menduduki Indonesia selama 3 ½ abad dan Jepang selama 3 ½  tahun meninggalkan kesengsaraan, mental dan kondisi psikologis yang lemah. Dengan misi gold, glory dan gospelnya mereka mempengaruhi pemikiran dan iedeologi dengan doktrin-doktrin Barat. Akan tetapi kita sepatutnya bangga dengan perjuangan para tokoh Muslim pada masa itu yang berupaya sekuat tenaga untuk  mengajarkan Islam dengan cara mendirikan lembaga – lembaga pendidikan Islam seperti madrasah, pesantren, majlis taklim dan sebagainya. Dari lembaga inilah kemudian lahir tokoh-tokoh muslim yang berperan besar dalam mewujudkan kemerdekaan dan membela risalah Islam. Materi yang dipelajari menggunakan referensi dan kitab-kitab kuning berbahasa Arab  seperti safinah, Bulughul Marom, dan sebagainya selain itu ilmu jiwa, ilmu hitung pun dipelajari. Pada saat itu  disamping menuntut ilmu mereka harus  berjuang melawan penjajah.
2
 
Itulah sekilas tentang pendidikan Islam pada zaman penjajahan Belanda dan Jepang.  Setelah merdeka, bangsa Indonesia merasa mampu menghirup  angin segar  di negerinya sendiri karena telah  terlepas dari penjajahan. Akan tetapi,  sikap, watak dan mental bangsa yang terjajah akan menjadi kendala tersendiri bagi perkembangan  negara, khususnya pendidikan Islam  di Indonesia.

B.     Rumusan Masalah
Untuk membatasi pembahasan dalam makalah ini, kami berlandaskan atas dasar beberapa pertanyaan sebagai berikut:
1.      Apa pengertian sejarah pendidikan Islam?
2.      Jelaskan pendidikan Islam pada masa reformasi?
3.      Jelaskan pendidikan Islam masa depan?
4.      Jelaskan tujuan pendidikan agama Islam berdasarkan jenjang pendidikan?

C.    Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat:
1.      Mengetahui pengertian sejarah pendidikan Islam.
2.      Menjelaskan pendidikan Islam pada masa reformasi.
3.      Menjelaskan pendidikan Islam masa depan.
4.      Menjelaskan pendidikan agama Islam berdasarkan jenjang pendidikan.











BAB II
PEMBAHASAN
SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PADA MASA REFORMASI

A.    Pengertian Sejarah Pendidikan Islam
Sejarah adalah catatan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau (events in the past). (Mansur, 2004: 1). Dalam pengertian yang lebih seksama sejarah adalah kisah dan peristiwa masa lampau umat manusia. (Dudung Abdurrahman, 1999: 1). Namun demikian kajian sejarah masih terlalu luas lingkupnya sehingga menuntut pembatasan lagi. Oleh karena itu sejarah haruslah diartikan sebagai tindakan manusia dalam jangka waktu tertentu pada masa lampau yang dilakukan di tempat tertentu.
Sejarah mencakup perjalanan hidup manusia dalam mengisi perkembangan dunia dari masa ke masa. Setiap sejarah mempunyai arti dan bernilai, sehingga manusia dapat membuat sejarah sendiri dan sejarah pun membentuk manusia. Menggunakan sejarah sebagai bahan hidup akan menimbulkan bermacam analisa dalam suasana budaya sejarah tersebut.
Sejarah itu kembali berulang membawa peristiwa lama dan sama. Sejarah mempunyai arti dan memberi arti dimana manusia itu bagaikan dunia yang berputar disekeliling dirinya sendiri. Sejarah ditulis dijadikan sebagai gambaran atau sebagai guru yang memberikan penuntun. Sejarah Islam sangat erat dengan Islam sebagai agama penuntun, maupun petunjuk bagi umat Islam, sehingga Islam dalam sejarah memberikan arti lebih penting bahkan menentukan dalam kehidupan umat manusia. Peranan agama dalam kehidupan manusia mempunyai arti sebagai peraturan dalam kehidupan, baik kehidupan dunia maupun akhirat. Oleh karena itu sejarah Islam yang sebenarnya berpangkal dan bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits. Karena din mempunyai arti mendalam yang lebih daripada hanya yang bisa dicakup dalam agama, igama, dan ugama. (Mansur, 2005: 2).
3
 
Dengan demikian pengertian sejarah pendidikan Islam dapat dikemukakan sebagai keterangan mengenai pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam dari satu waktu ke waktu lain, sejak zaman lahirnya Islam sampai sekarang. Dapat pula diartikan sebagai cabang ilmu yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam, baik dari segi ide dan konsepsi maupun segi institusi dan operasionalisasi sejak zaman Nabi Muhammad SAW sampai sekarang. (Mansur, 2005: 2).
4
 
 
B.     Pendidikan Islam Pada Masa Reformasi
      Program peningkatan mutu pendidikan yang ditargetkan oleh pemerintah Orde Baru akan mulai berlangsung pada Pelita VII terpaksa gagal, krisis ekonomi yang berlangsung sejak medio Juli 1997 telah mengubah konstelasi politik maupun ekonomi nasional. Secara politik, Orde Baru berakhir dan digantikan oleh rezim yang menamakan diri sebagai “Reformasi Pembangunan” meskipun demikian sebagian besar roh Orde Reformasi masih tetap berasal dari rezim Orde Baru, tapi ada sedikit perubahan, berupa adanya kebebasan pers dan multi partai.
      Dalam bidang pendidikan kabinet reformasi hanya melanjutkan program wajib belajar 9 tahun yang sudah dimulai sejak tahun 1994 serta melakukan perbaikan sistem pendidikan agar lebih demokratis. Tugas jangka pendek Kabinet Reformasi yang paling pokok adalah bagaimana menjaga agar tingkat partisipasi pendidikan masyarakat tetap tinggi dan tidak banyak yang mengalami putus sekolah.
      Dalam bidang ekonomi, terjadi krisis yang berkepanjangan, beban pemerintah menjadi sangat berat.   Sehingga terpaksa harus memangkas program termasuk didalamnya program penyetaraan guru-guru dan mentolerir terjadinya kemunduran penyelesaian program wajib belajar 9 tahun. Sekolah sendiri mengalami masalah berat sehubungan dengan naiknya biaya operasional di suatu pihak dan makin menurunnya jumlah masukan dari siswa.  Pembangunan di bidang pendidikan pun mengalami kemunduran. Beberapa hal yang menyebabkan program pembangunan pemerintah dalam sektor pendidikan tidak terpenuhi secara maksimal.
1.      Distribusi pembangunan sektor pendidikan kurang menyentuh lapisan sosial kelas bawah.
2.      Kecenderungan yang kuat pada wilayah pembangunan yang bersifat fisik material, sedangkan masalah-masalah kognitif spiritual belum mendapatkan pos yang strategis.
3.      Munculnya sektor industri yang membengkak, cukup menjadikan agenda yang serius bagi pendidikan Islam di Indonesia pada masa pembangunan ini.
4.      Perubahan-perubahan sosial yang berjalan tidak berurutan secara tertib, bahkan terkadang eksklusif dalam dialektik pembangunan sebagaimana tersebut di atas.

Semua hal diatas adalah faktor penyebab dari tidak terpenuhinya beberapa maksud pemerintah dalam menjalankan pembangunan dalam sektor pendidikan agama khususnya bagi Islam. Semua itu sangat memprihatinkan apalagi jika dibiarkan begitu saja tanpa upaya retrospeksi atas kegagalan tersebut.
5
 
Yang harus disadari adalah lembaga pendidikan Islam adalah lembaga pendidikan Islam memiliki potensi  yang sangat besar bagi jalannya pembagunan di negeri ini terlepas dari berbagai anggapan tentang pendidikan yang ada sekarang, harus diingat bahwa pendidikan Islam di Indonesia telah banyak melahirkan putera puteri bangsa yang berkualitas. 
      HM. Yusuf Hasyim mengungkapkan betapa besarnya pendidikan Islam di Indonesia hanya dengan menunjukkan salah satu sampelnya yaitu pesantren. sebagai lembaga pendidikan Islam pesantren dan madrasah-madrasah bertanggungjawab terhadap proses pencerdasan bangsa secara keseluruhan. Sedangkan secara khusus pendidikan  Islam bertanggungjawab terhadap kelangsungan tradisi keislaman dalam arti yang seluas-luasnya. Dari titik pandang ini pendidikan Islam, baik secara kelembagaan maupun inspiratif, memilih model yang dirasakan mendukung secara penuh tujuan dan hakikat pendidikan manusia itu sendiri, yaitu membentuk manusia mukmin yang sejati, mempunyai kualitas moral dan intelektual.
      Selama ini banyak dijumpai pesantren-pesantren yang tersebar dipelosok tanah air, terlalu kuat mempertahankan  model tradisi yang dirasakan klasik, sebagai awal dari system pendidikan itu sendiri.  Tapi, pada saat ini sudah banyak pesantren dan madrasah yang modern dengan mengacu kepada tujuan muslim dan memperhatikan tujuan makro dan mikro pendidikan nasional Indonesia, maka penndidikan pesantren akan memadukan produk santri untuk memiliki outputnya (lulusan) agar memiliki 3 tipe lulusan yang terdiri dari:
a.       Religius skillfull people yaitu insan muslim yang akan menjadi tenaga-tenaga terampil, ikhlas, cerdas, mandiri, iman yang tangguh sehingga religius dalam tingkah dan prilaku, yang akan  mengisi kehidupan tenaga kerja didalam berbagai sektor pembangunan.
b.      Religius Community leader, yaitu  insan Indonesia yang ikhlas, cerdas dan mandiri akan menjadi penggerak  yang dinamis dalam transformasi  sosial dan budaya dan mampu melakukan pengendalian sosial (sosial control).
c.       Religius intelektual, yaitu mempunyai integritas  kukuh serta cakap melakukan analisa ilmiah dan concern terhadap masalah-masalah ilmiah.


C.    
6
 
Pendidikan Islam Masa Depan
Prospek pendidikan  Islam  pada masa mendatang, harus pula dikaji dan diteropong melalui lensa realitas pendidikan islam di Indonesia yang ada pada hari ini. Melihat kendala yang dihadapi oleh pendidikan nasional, minimal telah terpantul sinar yang juga menggambarkan tentang kondisi pendidikan  Islam di Indonesia pada masa kini. Adapun kendala tersebut berupa:
a.      Kurikulum yang belum mantap, terlihat dari beragamnya jumlah presentasi untuk pelajaran umum dan agama pada berbagai sekolah yang berlogo Islam.
b.     Kurang berkualitasnya guru, yang dimaksud disini adalah kurang kesadaran professional, kurang inofatif, kurang berperan dalam pengembangan pendidikan, kurang terpantau.
c.      Belum adanya sentralisasi dan disentralisasi.
d.     Dualisme pengelolaan pendidikan yaitu antara Depag dan Depdikbud.
e.      Sisa-sisa pendidikan penjajahan yang masih ditiru seperti penjurusan dan pemberian gelar.
f.       Kendali yang terlalu ketat pada pendidikan tinggi.
g.      Minimnya persamaan hak dengan pendidikan umum
h.      Minimnya peminat sekolah agama karena dipandang prospeknya tidak jelas.

Beberapa strategi yang perlu dicanangkan untuk memprediksi pendidikan Islam masa depan adalah sebagai berikut.
1.      Strategi sosial politik
Menekankan  diperlukannya merinci butir-butir pokok formalisasi ajaran Islam di lembaga-lembaga negara melalui upaya legal formalitas yang terus menerus oleh gerakan Islam terutama melalui sebuah partai secara eklusif khusus bagi umat Islam termasuk kontrol terhadap aparatur pemerintah. Umat Islam sendiri harus mendidik dengan moralitas Islam yang benar dan menjalankan kehidupan islami baik secara individu maupun masyarakat.
2.      Strategi Kultural
Dirancang untuk kematangan kepribadian kaum muslimin dengan memperluas cakrawala pemikiran, cakupan komitmen dan kesadaran mereka tentang kompleksnya lingkungan manusia.
3.      Strategi Sosio cultural
Diperlukan upaya untuk mengembangkan kerangka kemasyarakatan yang menggunakan nilai-nilai dan prinsip-prinsip Islam.
7
 
    
D. Tujuan Pendidikan Agama Islam Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Tujuan untuk jenjang pendidikan MI /SD dan MTS / SLTP meliputi;
1.      Tumbuhnya keimanan dan ketaqwaan dengan mulai belajar Al-Qur’an dan praktek-praktek ibadah secara verbalistik dalam rangka pembiasaan dan upaya penerapannya.
2.      Tumbuhnya sikap beretika melalui keteladanan dan penanaman motifasi.
3.      Tumbuhnya penalaran (mau belajar, ingin tahu senang membaca, memiliki inofasi, dan berinisiatif dan bertanggung jawab).
4.      Tumbuhnya kemampun berkomunikasi sosial.
5.      Tumbuh kesadaran untuk menjaga kesehatan. 

 Tujuan pendidikan pada jenjang MA/SLTA meliputi:
1.      Tumbuhnya keimanaan dan ketaqwaan dengan  memiliki kemampuan baca tulis Al-qur’an  dan praktek-praktek ibadah dengan kesadaran dan keikhasan sendiri.
2.      Memiliki etika.
3.      Memiliki penalaran yang baik.
4.      Memiliki  kemampuan berkomunikasi sosial.
5.      Dapat mengurus dirinya sendiri.

Tujuan Pendidikan Tingkat Tinggi didalam penguasaan ilmu pendidikan dan kehidupan praktek ibadahnya bukan hanya untuk dirinya sendiri tetapi telah memiliki kemampuan untuk menyebarkan kepada masyarakat dan menjadi teladan bagi mereka






BAB III
PENUTUP
Bangsa Indonesia merdeka setelah proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945. Kemerdekaan ialah terbebasnya suatu bangsa dari belenggu penjajahan. Bangsa yang sudah merdeka dapat leluasa mengatur laju bangsa dan pemerintahan untuk mencapai tujuannya. Kemerdekaan tidak sepenuhnya menyelesaikan berbagai persoalan negara. Kemerdekaan politik sesudah masa penjajahan oleh pemerintah Jepang dan Belanda itu lebih mudah dicapai dibandingkan dengan rekonstruksi kultural masyarakat dan renovasi sistem pendidikan kita, khususnya pendidikan Islam.
Pendidikan Islam pada masa Kemerdekaan ini dapat kita bagi menjadi beberapa periode:
1. Pendidikan Islam Pada Masa Orde Lama
2. Pendidikan Islam Pada Masa Orde Baru
3. Pendidikan Islam Pada Masa Reformasi
4. Pendidikan Islam Masa depan
Harus disadari bahwa lembaga pendidikan Islam adalah lembaga pendidikan memiliki potensi yang sangat besar bagi jalannya pembagunan di negeri ini terlepas dari berbagai anggapan tentang pendidikan yang ada sekarang, harus diingat bahwa pendidikan Islam di Indonesia telah banyak melahirkan putera puteri bangsa yang berkualitas.
Pendidikan Agama sangat diperlukan sekali, oleh karena itu upaya untuk memajukan dan mengembangkannya menjadi suatu hal yang wajib. Mengingat pendidikan agama merupakan jalan menuju pembentukan pribadi yang beriman dan bertakwa serta berkualitas ilmu pengetahuannya.




8
 
 
DAFTAR PUSTAKA

·         Mansur, Mahfud Junaedi, 2005, Rekonstruksi Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Departemen Agama RI.
·         Nizar, H. Samsul, 2008, Memperbincangkan Dinamika Intelektual dan Pemikiran Hamka tentang Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
·         Mustafa, H. Adalah dan Abdullah Aly, 1999. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia: CV. Pustaka Setia; Bandung







Tidak ada komentar:

Posting Komentar